MENANGIS = KESALAHAN
Akhir-akhir ini terlalu banyak orang yang meneteskan air mata di depanku, mereka terlalu mudah mengeluarkan air mata. Mereka adalah orang-orang terdekatku sendiri. Mereka menangis hanya karena menurut mereka permasalahan yang menghampiri mereka terlalu berat, dan tanpa berpikir panjang mereka mengatakan “Kalau begini terus, lebih baik aku bunuh diri”.
Bayangkan, hanya karena permasalahan seputar keluarga, pacar atau teman saja, mereka berpikir bodoh seperti itu. Padahal bila dibandingkan dengan permasalahan yang sedang aku hadapi sendiri, itu semua masih dibatas normal. Bagiku air mata masih tabu untuk ku lihat, apalagi untuk meneteskan air mataku sendiri. Tapi yang jelas, aku tidak suka melihat orang menangis didepanku.
Aku akui terakhir kali aku menangis saat aku dihadapkan dengan permasalahan ekonomi yang mengancam kelangsungan pendidikanku. Tapi saat itu aku sadar, semua pasti ada jalan keluarnya.
Dan ternyata memang benar, aku menemukan jalan keluar atas izin dari ALLAH S.W.T.
Sejak saat itu menangis hanyalah pekerjaan yang tidak ada gunanya bagiku, malah hanya akan membuang tenaga dan waktu saja.
Aku berpikir, apa gunanya dari menangis?
Apa dengan menangis, semua permasalahan yang sedang aku hadapi akan selesai?
Apa menurutmu dengan menangis akan membuat orang lain menaruh simpati padamu?
Memang orang lain akan menarus simpati padamu, tapi itu tidak akan bertahan lama. Karena rasa simpati seseorang hanya bersifat sementara saja, dan lama kelamaan rasa simpati itu akan berubah menjadi rasa jenuh dan pastinya akan timbul rasa benci pada dirimu yang tadinya berharap simpati dari orang lain.
Bagi banyak orang menangis mungkin bagian dari luapan emosi yang saat itu tidak terbendung lagi, dan memang terbukti dapat memberi kepuasan batin tersendiri.
Ada kalanya kita memang harus menangis di saat-saat tertentu, saat dimana orang yang kau sayangi pergi untuk selamanya, saat dimana kau mendapat kesuksesan yang selama ini kau perjuangkan dengan segala cara, dan saat dimana kau merasa dibohongi oleh dunia fanah ini.
Terlalu sering menangis pun dapat membuat orang lain muak melihat kita, bahkan bisa membuat kepercayaan orang lain hilang dari kita.
Kenapa?
Jelas saja, jika kau sering menangis maka orang akan menganggap itu bagian dari kebiasaanmu. Orang lain akan kebal dengan tangisanmu itu yang sudah biasa mereka lihat, dan jika yang kau tangisi hanya seputar permasalahan itu-itu saja jelas mereka akan sulit percaya atas cerita yang selalu kau tangisi.
“Permasalahannya selalu begini, kapan selesainya?” kemungkinan besar pertanyaan ini akan muncul dalam pikiran seseorang yang sedang menyaksikan tangisanmu.
Bagaimana jika pemikirannya itu dia utarakan langsung padamu, apa kau siap mendengarnya. Tentu saja kau akan merasa sakit hati jika mendengarnya. Tapi mau bagaimana lagi, jika ternyata benar orang tersebut sudah bosan denganmu. Mau tidak mau dia harus mengatakan hal itu agar kau tersadar atas tindakan bodohmu yang selalu seperti itu.
Berusahalah menjadi orang yang kuat dalam mengatasi segala permasalahan, jangan menjadi orang yang terlalu mudah meneteskan air mata.
Permasalahan pasti datang pada setiap orang, dan pasti dapat diselesaikan jika kita berusaha. Ketahuilah, permasalahan timbul akibat kesalahan yang kita lakukan sendiri. Dan perlu diketahui juga bahwa jika kita melakukan kesalahan berarti kita sudah melakukan sesuatu.
“Orang yang tidak pernah salah adalah orang yang tidak pernah melakukan sesuatu”
Mana yang menurutmu lebih baik, melakukan kesalahan yang berarti kita sudah melakukan sesuatu atau tidak pernah berbuat salah yang berarti kita tidak pernah melakukan sesuatu.
Dalam hal ini lebih baik jika kita menjadi orang yang melakukan kesalahan dalam arti kita sudah melakukan sesuatu. Namanya juga orang yang sedang berusaha, pasti akan melakukan kesalahan.
Apalagi kita manusia, mempunyai akal dan pikiran yang memungkinkan kita untuk mengikuti hawa nafsu yang dekat dengan kesalahan.
Hadapi segala sesuatu yang ditimbulkan oleh tindakan kita sendiri, jangan menyerah dengan cara meneteskan air mata. Terus berusaha, dan berdoa.
Karena kesalahan merupakan bagian dari pengalaman, dan pengalaman merupakan guru terbaik dalam hidup kita masing-masing.
Tapi alangkah baiknya jika kita melakukan sesuatu tanpa membuat kesalahan, itu bisa terjadi jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Berusahalah membuat kesalahan berpeluang kecil untuk muncul.
Ade Disa Dias
Akuntansi ‘09